Curahkan ekpresi prestasimu
Translate
Minggu, 08 Februari 2015
Minggu, 01 Februari 2015
Gusar
Sejenak aku melamun dalam angan
Dimalam yang hening
Dan selalu teringat apa kata teman
Saat itu, pikiranku lalu-lalang
Antara obsesi dan harapan
Ditemani suara khas keheningan malam
Saat itu aku mulai merasakan
Betapah susahnya cari makan
Siang dan malam tak hentinya
Aku tulisakan surat untuk juragan
Berharap akan adanya panggilan
Tapi, tak kunjung juga aku terima kabar
Kabar yang setiap hari aku harapkan
Mungkin, aku harus bersabar
Bersabar dalam hati yang gusar
Dalam hati yang gusar itu aku mulai bertanya
Apa salah seorang anak lulusan sma
Dibalik berjubelnya lulusan sarjana.
Surabaya, 01 Februari
2015
By. Didit Setia Budi
Rabu, 28 Januari 2015
Kamu,
adalah
setitik goresan pena
Yang memiliki
banyak makna disetiap goresannya
Setitik
goresan itu
Akan menjadi
sebuah tulisan
Dimana tulisan
itu akan memiliki sebuah makna
Dibalik
setiap makna dalam setiap goresan pena itu
Ku ungkapkan
isi terhadap perasaanku terhadapmu
Bahagialah
aku, ketika memilikimu
Tetapi,
tak lebih bahagianya aku
Ketika mampu
menjadikanmu sebagai pendampingku
Matahari Malam
Ketika kurasa harapku
sirnah
Ku tak lagi merasa diriku mampu
Ketika pagi menutup mata
Ku tak lagi melihat cahayamu di pagi itu
Cahayamu memang bermakna bagiku
Tetapi ketika Engkau berbicara
Aku tak mengerti apa yang ia pinta
Apakah kesedihan ku atau justru ini jalan untuku
Tetapi bagiku, engkaulah memang cahaya
Cahaya yang sangat berarti untuku
Meski ku tak mampu menghilangkan sinarmu itu di anganku
Ku tetap yakin akan sinar yang lain yang begitu indah
menggodaku
Membawaku pergi dan tak berangan lagi
Tentang Engkau cahaya yang telah mati di hidupku.
Sajak Hitam
Segelas
air putih menjadi kopi
Secuil kerupuk menjadi roti
Hidup berpikir kritis
Kemana air mengalir
Selembar yang aku punya
Itu menjadi berharga
Dimana belum tampaknya
Tempat dimana air mengalir dengan indah
Secuil kerupuk menjadi roti
Hidup berpikir kritis
Kemana air mengalir
Selembar yang aku punya
Itu menjadi berharga
Dimana belum tampaknya
Tempat dimana air mengalir dengan indah
Waktu terus mengejar
Dan apadaya aku, tubuhku masih tertahan
Entah sampai kapan
Tertahan disini,
Di gejolak jiwa yang terselubung dalam hati
Sajak-sajak itu selalu hitam dan selalu aku
sembunyi
Hingga pada suatu nanti aku terbebas dari sunyi,
Hujan terus gemericik dalam sulit diriku
Menembus tanah basah dan menutupi cahaya
matahari
Menahan bunga-bunga itu tumbuh
Tetapi matahari selalu memaksaku untuk terus
tumbuh
Dan bunga-bunga itu terus berusaha tumbuh di
gemerciknya hujan
Hingga awan pun menepi dan matahari mengeluarkan
cerah senyumnya.
Langganan:
Postingan (Atom)